Sudah lazimnya saat lebaran Idul Adha, banyak tersedia masakan olahan dari daging-dagingan, baik daging sapi maupun daging kambing. Bagi orang yang memiliki masalah kesehatan, biasanya akan mengurangi atau bahkan menghindari makan daging-dagingan tersebut, terutama daging kambing, karena ada anggapan bahwa makan daging kambing akan meningkatkan kolesterol. Apabila kadar kolesterol naik, maka akan berbahaya untuk kesehatan dan bisa meningkatkan tekanan darah. Kolesterol tinggi juga dapat membuat penyempitan pembuluh darah otak.
Perlu diketahui bahwa semua makanan yang berasal dari hewan mengandung kolesterol. Kolesterol ini dibutuhkan oleh tubuh untuk membangun dinding sel, mendukung metabolisme, serta membuat berbagai hormon, seperti estrogen dan testosteron. Ada dua jenis kolesterol di dalam tubuh, yaitu kolesterol jahat (LDL/low density lipoprotein) dan kolesterol baik (HDL/high density lipoprotein). Terlalu banyak asupan makanan yang mengandung kolesterol jahat akan merugikan tubuh.
Mengonsumsi daging kambing tidaklah bermasalah, asalkan tidak secara berlebihan. Kadar kolesterol setiap daging berbeda-beda, berikut adalah jumlah kolesterol pada setiap 100 gram jenis daging:
- Daging kambing mengandung 75 mg kolesterol.
- Daging domba mengandung 110 mg kolesterol.
- Daging sapi (potongan sirloin) mengandung sekitar 90 miligram, sedangkan daging sapi tanpa lemak mengandung 65 miligram kolesterol.
- Daging dada ayam tanpa kulit mengandung 85 mg kolesterol.
- Paha ayam mengandung 135 mg kolesterol.
Dari data di atas, jika dibandingkan dengan daging domba, daging sapi berlemak, dan dada atau paha ayam, sebenarnya daging kambing justru mengandung lebih sedikit kolesterol.
Perlu diketahui bahwa daging merah pada umumnya memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi sehingga bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Namun daging kambing ternyata memiliki lemak jenuh yang lebih rendah dibandingkan daging sapi atau ayam.
Adapun seporsi daging kambing dengan ukuran sekitar 85 gram atau sebesar potongan steak hanya mengandung 0,79 gram lemak jenuh. Sementara, seporsi daging sapi mengandung 3,0 gram lemak jenuh, serta seporsi daging ayam mengandung 1,7 gram lemak jenuh.
Daging kambing juga bukan pemicu darah tinggi. Hanya saja, daging kambing bisa menimbulkan efek termogenik yang seringkali dianggap sebagai tanda tekanan darah tinggi hipertensi. Efek termogenik ini berupa panas yang dihasilkan dari metabolisme suatu bahan makanan dalam tubuh sehingga memberi sensasi hangat. Bila orang-orang menganggap gejala terkena hipertensi disebabkan oleh konsumsi daging kambing, maka itu keliru. Sebab, yang menyebabkan darah tinggi bukanlah daging kambingnya, melainkan garam yang digunakan sebagai bumbu masakan.
Penggunaan garam secara berlebihan mampu menyebabkan darah tinggi. Garam mengandung unsur natrium yang berfungsi mengatur air dalam tubuh. Natrium dalam jumlah yang besar mengakibatkan semakin banyak air yang disimpan dalam pembuluh darah sehingga berisiko membuat tekanan darah meningkat.
Penjelasan di atas juga didukung oleh sebuah penelitian yang menyatakan bahwa mengonsumsi daging kambing dalam jangka waktu yang lama tidak menyebabkan peningkatan tekanan darah. Namun, mengonsumsi hidangan daging kambing yang dimasak dengan kandungan garam tinggi sebagai bumbu dalam waktu yang lama, mampu memicu peningkatan tekanan darah dan penurunan fungsi ginjal. Oleh sebab itu, janganlah menggunakan bumbu penyedap bercita rasa asin ini secara berlebihan dalam mengolah makanan.
Ada anggapan bahwa daging kambing merupakan biang keladi tekanan darah tinggi akibat kandungan kolesterolnya yang tinggi. Ternyata anggapan ini salah besar alias hoaks. Daging kambing justru memiliki total kalori, lemak, dan kolesterol yang lebih rendah jika dibandingkan dengan daging sapi dan ayam. Setiap seporsi daging kambing (sekitar 85 gram) mengandung 122 kalori, sementara seporsi daging sapi dan daging ayam masing-masing memiliki 179 dan 162 kalori.
Lemak pada daging kambing pun jauh lebih rendah ketimbang kedua daging lainnya. Seporsi daging kambing hanya memiliki 2,6 gram lemak, sedangkan daging sapi dan daging ayam masing-masing mengandung 7,9 dan 6,3 gram lemak. Fakta ini juga menunjukkan bahwa seporsi atau sekitar 85 gram daging kambing mampu memenuhi 4% dari kebutuhan lemak harian Anda.
Dari sisi kolesterol, seporsi daging kambing mengandung 63,8 mg kolesterol. Angka tersebut juga lebih rendah ketimbang daging sapi (73,1 mg) dan daging ayam (76 mg). Bukan hanya itu, daging kambing juga memiliki kandungan zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh. Dalam seporsi daging kambing, terkandung sekitar 3,2 mg zat besi. Angka tersebut lebih besar ketimbang daging sapi (2,9 mg) dan daging ayam (1,5 mg).
Akan tetapi, dari segi kandungan protein, daging kambing memang lebih rendah daripada daging sapi. Seporsi daging kambing mengandung sekitar 23 gram protein, sedangkan pada daging ayam dan sapi memiliki sekitar 25 gram protein. Meski lebih rendah kandungan proteinnya, seporsi daging kambing mampu memenuhi 46 persen kebutuhan protein harian tubuh.
Rendahnya kadar lemak jenuh dan kolesterol, serta tingginya kandungan zat besi dan protein dalam daging kambing, membuat daging tersebut lebih aman untuk dikonsumsi ketimbang daging lainnya. Dalam porsi yang sama, daging kambing mampu mengalahkan daging sapi dan ayam untuk urusan gizi dan rendahnya kolesterol.
Jadi, sehat atau tidakkah makan daging kambing? Kalau dilihat dari data-data di atas, makan daging kambing ternyata lebih sehat dibanding makan daging sapi atau daging ayam, sepanjang tidak berlebihan.
Meski demikian, tidak direkomendasikan untuk mengonsumsi daging ini secara berlebihan. Sebab, konsumsi yang berlebihan akan menyebabkan ginjal bekerja terlalu keras. Selain itu, kadar lemak dalam tubuh juga akan meningkat, yang bisa menyebabkan Anda merasa pusing ataupun mual. Nilai gizi pada daging kambing juga tergantung pada cara memasaknya dan seberapa besar ukuran porsinya. Pilihlah daging kambing yang berwarna merah muda hingga merah terang, dan bertekstur halus dengan lemak putih yang merata.
Referensi:
https://lifestyle.bisnis.com/read/20200730/106/1273186/cek-fakta-apakah-daging-kambing-sebabkan-kolesterol-dan-darah-tinggi